MAKALAH
OBAT
ANTIMALARIA
DISUSUN OLEH:
SHERLY
H31109273
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMTIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Malaria merupakan
penyakit protozoa yang paling penting dan paling luas penyebarannya dan juga merupakan
salah satu penyakit infeksi yang pentng dan merupakan penyakit yang terdapat di
daerah Tropis. Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan
yang memungkinkan nyamuk untuk berkembangbiak dan berpotensi melakukan kontak
dengan manusia dan menularkan parasit malaria. Contoh faktor-faktor lingkungan
itu antara lain hujan, suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin, ketinggian.
Salah satu faktor lingkungan yang juga mempengaruhi peningkatan kasus malaria
adalah penggundulan hutan, terutama hutan-hutan bakau di pinggir pantai. Akibat
rusaknya lingkungan ini, nyamuk yang umumnya hanya tinggal di hutan, dapat
berpindah di pemukiman manusia, kerusakan hutan bakau dapat menghilangkan
musuh-musuh alami nyamuk sehingga kepadatan nyamuk menjadi tidak terkontrol.
Diperkirakan jumlah penderita tiap tahun
mencapai 100 juta. Di Afrika saja tiap tahun sekitar 1 juta anak meninggal
karena malaria. Program perang terhadap malaria dari program WHO yang mulai
pada tahun 1956, mula-mula sangat berhasil, tapi kemudian dianggap gagal karena
diseluruh dunia jumlah kasus malaria meningkat lagi. Beratus juta manusia hidup
pada daerah yang terkontaminasi malaria. Seringkali menyebabkan kematian karena
pasien tak ditangani secara segera. Yang terutama berbahaya adalah jia terjadi
pada anak-anak
1.2 TUJUAN
Tujuan
dari makalah ini adalah untuk mengetahui obat antimalaria, struktur kimia, mekanisme kerja dan target molekul obat, serta hubungan struktur dengan aktivitas obat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.
Defenisi Malaria
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit
bernama Plasmodium. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk yang
terinfeksi parasit tersebut. Di dalam tubuh manusia, parasit Plasmodium akan
berkembang biak di organ hati kemudian menginfeksi sel darah merah. Pasien yang terinfeksi oleh malaria akan menunjukan
gejala awal menyerupai penyakit influenza, namun bila tidak
diobati maka dapat terjadi komplikasi yang berujung pada kematian.
2.
Obat
Malaria
Obat antimalaria pertama yang dikenal sebagai salah satu obat tertua dan terpenting
adalah kuinin, yang diisolasi dari kulit batang Cinchona spesies (Rubiaceae)
pada tahun 1820. Pada tahun 1940, penemuan klorokuin hasil sintesis yang
digunakan untuk obat antimalaria yang lain, kedua obat tersebut masih digunakan
sampai saat ini. Kajian parasitologi molekuler pada tahun 1980, telah diperoleh
kemajuan untuk memahami mekanisme resistensi dari obat antimalaria yang paling
banyak digunakan, yaitu kuinolon analog dan antifolat. Resistensi parasit
terhadap klorokuin diketahui disebabkan oleh adanya mutasi pada gen. Diduga
resistensi ini melibatkan lebih dari satu gen. Mekanisme resistensi terhadap
obat-obatan antifolat, pirimetamin, proguanil dan sulfadoksin terjadi karena
mutasi pada dan mutasi pada gen sitokrom b di dalam genom mitokondria
mengakibatkan parasit resisten terhadap atovakuon, obat antimalaria terbaru. Problem
penting pada profilaksis dan penenganan
malaria adalah berkembangnya resistensi. Misalnya sebagian galaur plasmodium
falciparu misalnya di Asia Tenggara) resisten terhadap obat yang amat penting klorokuin.
Obat antimalaria yang ideal adalah obat yang efektif terhadap semua
jenis dan stadium parasit, menyembuhkan infeksi akut maupun laten, efek samping
ringan dan toksisitas rendah. Obat antimalaria dikelompokkan menurut rumus
kimia dan efek atau cara kerja obat pada stadium parasit. Antimalaria yang memiliki
struktur dasar kuinolin yaitu kuinin, klorokuin, amodiakuin dan meflokuin.
a.
Kuinin
Obat malaria tertua, terutama berkhasiat pada bentuk eritrositer parasit
malaria. Senyawa ini sangat terdesak oleh obat sintesi baru yang lebih berkhasiat
dan dapat ditoleransi baik. Kuinin adalah alkaloid utama dari kulit pohon kina,
sejenis pohon yang ditemukan di Amerika Selatan. Calancha, seorang Rahib dari
Lima Peru pertama kali menulis kegunaan pengobatan dengan tepung kina pada demam
yang berulang pada awal tahun 1633. Pada tahun 1820, Pelletier dan Caventou
memisahkan kinin dan kinkonin dari cinchona. Hingga sekarang kina diperoleh secara
utuh dari sumber alam disebabkan sulitnya mensintesa kompleks molekulnya.
Obat ini bekerja
dengan menghambat hemepolimerase, sehingga mengakibatkan penumpukan zat sitotoksik
yaitu heme. Mekanisme kerjanya: memblok sintesis asam nukleat dengan
pembentukan kompleks DNA atau dengan kata lain Menekan
pengambilan oksigen dan metabolisme karbohidrat, membentuk khelat dengan DNA,
mengganggu duplikasi dantranskripsi parasit, berfek terhadap distribusi kalsium
dalam jaringan otot dan menurunkan eksitabilitas pada akhir syaraf motorik,
efek terhadap kardiovaskular mirip dengan kuinidin. Kuinin juga menghambat metabolisme karbohidrat. Kuinin bersifat toksik terhadap berbagai bakteri dan organisme
bersel tunggal seperti tripanosoma, plasmodium dan spermatozoa, serta mempunyai
daya iritasi kuat.
b.
Klorokuin
Suatu turunan 4-amonokuinolin adalah obat skizon darah
yang sangat kuat, dan selama tidak ada resistensi, merupakan obat pilihan
pertama pada serangan malaria akut. Senyawa ini adsorpsi oleh usus dengan cepat
dan sempurna dan disimpan dalam hati, limpa, ginjal, paru-paru, leukosit, dan
eritrosit. Klorokuin dengan cepat mengakhiri demam dalam 24-48 jam.
Mekanisme kerjanya adalah klorokuin berikatan pada DNA dan RNA
sehingga menghambat polimerase DNA dan RNA, mempengaruhi metabolisme dan
kerusakan haemoglobin oleh parasit, menghambat efek prostaglandin, klorokuin
mempengaruhi keasaman cairan sel parasit dan menaikkan pH internal sehingga
menghambat pertumbuhan parasit, berpengaruh terhadap agregasi feriprotoporpirin
IX pada reseptor kloroquin sehingga merusak membran parasit dan juga
berpengaruh pada sintesis nulkeoprotein. Berikut adalah struktur klorokuin.
Klorokuin
biasanya dapat ditoleransi dengan baik, walaupun dalam jangka panjang.
Gatal-gatal, mual, muntah, sakit kepala, nyeri abdomen, penglihatan kabur
merupakan efek yang tidak diinginkan. Pemberian obat setelah makan mungkin
dapat mengurangi efek tersebut.
Klorokuin tersedia sebagai tablet klorokuin fosfat
250 mg yang mengandung 150 mg basa.
Klorokuin dihidroklorida
injeksi mengandung 40 mg basa tiap ml. Dosis
oral diberikan pada hari pertama dengan dosis 10
mg/kg berat badan, diikuti 6 jam kemudian dengan dosis
5 mg/kg, serta pada hari kedua dan ketiga dengan dosis
5 mg/kg. Pemberian secara intra vena dengan dosis 10
mg/kg berat badan selama ≥ 8 jam, dilanjutkan
15 mg/kg selama ≥ 24 jam (pemberian dalam
10 ml NaCl 0,9%/dekstrosa
5%).
c.
Meflokuin
Strukturnya mirip kuinin. Sama seperti kuinin dan
klorokuin merupakan skizontisida darah yang kuat. Obat ini dikembangkan untuk
penanganan malaria tropika yang resisten terhadap klorokuin. Meflokuin bekerja dengan menghambat pengeluaran (up
take) klorokuin pada sel yang terinfeksi, mekanisme ini menerangkan efek
antagonis dari klorokuin dan meflokuin pada parasit yang sedang tumbuh.
Efek samping yang dapat terjadi adalah muntah dan
kadang-kadang ganguan saraf pusat (halusinasi, disorientasi). Berikut adalah
struktur dari meflokuin.
d.
Primakuin
Primakuin adalah anti
malaria esensial yang dikombinasikan dengan
klorokuin dalam pengobatan malaria.
Obat ini efektif terhadap gametosid dari semua Plasmodium
sehingga dapat mencegah penyebaran penyakit.
Juga efektif terhadap bentuk hipnozoit dari malaria
sehingga dapat digunakan untuk
pengobatan radikal dan mencegah relaps. Obat ini
tidak mempunyai efek yang nyata terhadap bentuk aseksual
parasit di darah sehingga selalu digunakan bersamaan
dengan skizontosida darah dan tidak pernah digunakan
sebagai obat tunggal.
Diduga obat ini
bekerja dengan menghasilkan oksigen reaktif atau berkompetisi
dengan transport elektron dalam tubuh parasit.
Primakuin diabsorbsi dengan baik setelah pemberian
oral dan dengan cepat dimetabolisasi. Waktu paruh
± 6 jam. Metabolit dari primakuin merupakan bahan
oksidatif dan dapat menyebabkan hemolisis pada pasien
yang sensitif.
Primakuin tersedia dalam bentuk tablet berisi 15 mg bentuk basa. Diberikan setelah
pemberian klorokuin dengan
dosis 0.25 mg/kg berat badan/hari selama
5 hari untuk infeksi P. Vivax dan P. Ovale serta 0.75
mg/kg berat badan dosis tunggal
pada infeksi P falciparum. Dosis dewasa yaitu 15 mg per hari selama 14 hari.
Berikut struktur primakuin.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Obat antimalaria antara lain adalah
kinin, klorokin, meflokuin, dan primakuin, memiliki struktur kimia yang hampir sama yaitu memiliki 2 cincin
benzena dengan satu gugus nitrogen di
salah
satu cincinnya (merupakan turunan
kuinin).
Mekanisme kerja dan target molekul obat berbeda pada setiap obat.
3.2 SARAN
Agar untuk presentasi berikutnya dapat ditampilkan
mekanisme reaksi obat, karena hingga saat ini, masih belum dapat di temukan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2006, Malaria (online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Malaria) diakses 29 oktober
2012, pukul 17.00 WITA Makassar.
Anonim, 2006, pengobatan malaria (online), (http://medicatherapy.com/) diakses 29 oktober 2012, pukul
17.20 WITA Makassar.
Azlin, E., 2004, Obat
Anti Malaria, Sari Pediatri (5)4.
Lubis,
F.A., Pasaribu, P., dan Lubis, C.P., 2008, Efikasi
Kinin-Doksisiklin pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi, Sari Pediatri, (10)4.
Syamsudin, 2005, Mekanisme Kerja Obat Antimalaria, Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia 3(1): 37-40.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar