Jumat, 16 Maret 2012

REAKSI-REAKSI LOGAM

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANORGANIK

PERCOBAAN IV
REAKSI-REAKSI LOGAM

NAMA                                                : SHERLY
                        NIM                                                    : H31109273
                        REGU                                                : 1 (SATU)
                        HARI, TANGGAL PERCOBAAN : SELASA, 15 MARET 2011
                        ASISTEN                                           : ADIMAN








LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
            Sekitar 70% dari unsur yang terdapat di alam tergolong logam. Logam menjadi penting karena memiliki sifat-sifat istimewa antara lain semua logam berwujud padat pada suhu kamar (25oC), kecuali raksa yang berwujud cair, dapat diregangkan dan ditempa, merupakan konduktor listrik dan panas yang baik, dan mengkilap jika ditempa, misalnya saja logam Aluminium yang merupakan salah satu unsur terbanyak yang ditemukan dikerak bumi. Karena sifatnya yang mampu menghantarkan listrik dan panas yang baik maka logam mempunyai banyak kegunaan yang biasa dimanfaatkan dalam industri kimia. Selain itu senyawa atau garam dari logam-logam banyak digunakan sebagai bahan analisis maupun sebagai bahan pengobatan.
                Logam-logam alkali merupakan logam-logam yang paling reaktif diantara golongan lainnya. Sifat-sifat logam alkali yang sangat reaktif ini karena logam alkali hanya memiliki satu elektron di kulit terluar dan mudah sekali melepaskan satu alektronnya. Seperti halnya alkali, logam alkali tanah juga termasuk logam yang reaktif. Kereaktifan logam alkali tanah dapat dilihat dari berbagai reaksi yang dialaminya salah satunya adalah dengan air.  Selain itu adapula sifat kereaktifan logam yang dipengaruhi oleh jari-jari atomnya.
            Terdapat perbedaan antara logam alkali dan logam alkali tanah jika bareaksi dengan air. Logam yang spesifik mudah kehilangan elektron dan mudah dioksidasi. Untuk mengenai lebih jelas sifat oksidasi dan reduksi bahan kimia dan kereaktifan logam alkali tanah, maka dilakukan percobaan ini.
1.2    Maksud dan Tujuan percobaan
1.2.1   Maksud percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari sifat reduksi-oksidasi dari logam yang direaksikan dengan Iodin serta kereaktifan dari logam alkali dan alkali tanah dengan air.

1.2.2   Tujuan percobaan
Tujuan dari percobaan ini antara lain:
1.      Mengetahui sifat reduksi-oksidasi dari logam Fe, Zn, dan Al terhadap iodin.
2.      Mengetahui kereaktifan logam alkali (Na) dan logam alkali tanah (Mg dan Ca) dengan air.

1.3 Prinsip percobaan
Sifat reduksi oksidasi logam ditentukan dengan mereaksikan serbuk Al, Fe, Zn, dan Cu dengan serbuk iodin menggunakan katalis air. Kereaktifan logam alkali ditentukan dengan mereaksikan logam natrium dengan air yang diberi perlakuan (kertas saring diletakkan pada permukaan air dalam cawan petri). Kereaktifan logam alkali tanah dengan mereaksikan logam magnesium dan logam kalsium dengan air yang diberi perlakuan dengan cara pemanasan. Dan untuk melihat hasil reaksi dari logam alkali dan alkali tanah maka ditambahkan indikator PP.

1.4 Manfaat percobaan
Manfaat dari percobaan ini adalah praktikan dapat membuktikan sifat reduksi-oksidasi dan sifat kereaktifan logam yang telah dipelajari secara teori sehingga lebih dapat dipahami dan dimengerti. Manfaat lainnya adalah mempermudah memanfaatkan kegunaan logam tersebut dalam industri-industri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

            Oksidasi adalah suatu proses, dimana suatu senyawa kimia melepaskan elektron. Reduksi adalah kebalikan dari proses oksidasi, yaitu suatu proses dimana suatu senyawa kimia menerima elektron (Bird, 1993).
Unsur-unsur dalam sistem periodik yang dipertimbangkan bersifat sebagai logam adalah unsur golongan s (alkali = golongan 1, dan alkali tanah = golongan 2), sebagian golongan p (misalnya Al = golongan 13, Sn dan Pb = golomgam 14), unsur-unsur pada golongan d (golongan 4-12) dan golongan 3 (Sc, Y, Lu), dan golongan f (Sugiyarto, 2010).
            Logam biasanya dianggap sebagai padatan yang keras dengan rapatan massa yang tinggi dan tidak reaktif. Namun kenyataannya, sifa-sifat logam-logam alkali berlawanan dengan sifat-sifat tersebut, yaitu lunak, rapatan massa rendah, dan sangat reaktif. Semua logam alkali (Li, Na, K, Rb, Cs, dan F) tampak mengkilap, berwarna keperakan, merupakan konduktor listrik dan panas yang baik. Logam alkali bersifat sangat lunak, dan semakin lunak dengan naiknya nomor atom. Kelunakan dan kerendahan titik leleh logam-logam alkli dapat dikaitkan dengan lemahnya ikatan metalik delam unsur-unsur ini. (Sugiyarto, 2010).
            Densitas (rapat massa) logam-logam alkali juga jauh lebih kecil dibandingkan dengan densitas logam-logam lain pada umumnya. Biasanya logam-logam alkali disimpan dalam minyak tanah untuk menghindari kontak langsung dengan udara; kontak langsung dengan udara segera mengakibatkan terbentuknya suatu lapisan oksida yang tebal pada permukaan logam tersebut. Reaksi logam-logam alkali dengan air bersifat sangat eksotermik dan dramatik (Sugiyarto, 2010).
            Natrium merupakan unsur logam alkali yang berwarna putih perak, sangat reaktif, dan merupakan logam lunak. Natrium dapat bereaksi hebat dengan air yang membentuk natrium hidroksida dan gas hidrogen (Sunardi, 2006). Natrium terapung diatas permukaan air dan terlihat seperti bundaran-bundaran perak, dan gas hidrogen yang dihasilkan biasanya terbakar, kadang disertai dengan ledakan. Natrium adalah logam alkali yang dibutuhkan paling banyak untuk keperluan industri. Logam natrium digunakan dalam berbagai sintesis senyawa natrium, manun ada dua kegunaan utamanya. Pertama untuk ekstraksi logam-lagam lain, dan penggunaan kedua adalah produksi zat adiktif bahan bakar minyak, tetraetiltimbel (TEL) yang disintesis dari aloi Na-Pb dengan etil klorida (Sunardi, 2006). Natriun dapat diperoleh dengan elektrolisis garam leburan atau eutetik bertitik leleh rendah. Na bereaksi hebat dengan air, K menyala dan Rb serta Cs bereaksi dengan menimbulkan ledakan, gumpalan besar Na juga bereaksi dengan ledakan. Li, Na, dan K dapat ditangani di dalam air meskipun cepat menjadi panas. Namun lainnya harus ditangani dengan menggunakan argon (Cotton dan Wilkinson, 1989).
Magnesium berwarna putih keabu-abuan dan mempunyai permukaan pelindung lapisan tipis oksida. Jadi ia tidak diserang oleh air meskipun kemungkinannya sangat kuat, kecuali bila berupa amalgam. Meskipun demikian, ia mudah larut dalam asam encer. Magnesium digunakan dalam aliasi konstruksi sinar dan untuk pembuatan reaksi Grignard. Ia sangat penting bagi kehidupan karena terdapat dalam klorofil (Cotton dan Wilkinson, 1989). Magnesium tidak bereaksi dengan oksigen dan air pada suhu kamar, tetapi dapat bereaksi dengan asam. Pada suhu 800 C magnesium bereaksi dengan oksigen dan memancarkan cahaya putih terang (Sunardi, 2006).
            Kalsium merupakan unsur logam alkali tanah yang reaktif, mudah ditempa dan dibentuk serta berwarn putik perak. Kalsium bereaksi dengan air dan membentuk kalsium hidroksida dan hidrogen (Sunardi, 2006). Kalsium, Sr, dan Ba dibuat hanya dalam skala kecil melalui reduksi halida dengan Na. Kalsium digunakan untuk mereduksi halida-lantanida dan aktinida menjadi logamnya dan untuk pembuatan CaH2 yang merupakan pereduksi yang berguna (Cotton dan Wilkinson, 1989).
Aluminium adalah unsur logam yang biasa dijumpai dalam kerak bumi dan terdapat dalam batuan seperti felspar dan mika. Kandungan yang mudah diperoleh adalah oksida terhidrat seperti bauksit Al2O3.nH2O dan kriolit Na3AlF6 (Cotton dan Wilkinson, 1989). Logam aluminium berwarna putih, mengkilap, mempunyai titik leleh tinggi, moderat lunak dan lembek-lemah jika dalam keadaan murni, tetapi menjadi keras dan kuat jika dalam dibuat paduan dengan logam–logam lain. Aluminium merupakan konduktor panas dan konduktor listrik yang baik (Sugiyarto, 2010). Satu-atunya oksida aluminium adalah alumina, Al2O3. Terdapat beberapa bentuk alumina terhidrat dengan stoikiometri dari AlO·OH sampai Al(OH)3 (Cotton dan Wilkinson, 1989). Aluminium tidak pernah ditemukan dalam keadaan bebas, tetapi umumnya dalam bentuk aluminium silikat dan campurannta dengan logam lain, seperti natrium, kalium, besi, kalsium, dan magnesium (Sunardi, 2006). Logam tanah jarang banyak terkandung dalam pasir monasit dan pasir senotim yang merupakan hasil samping dari penambangan timah oleh PT. Tambang Timah yang masih mempunyai nilai ekonomis. Pasir senotim adalah senyawa logam tanah jarang fosfat (Y, LTJ) PO4.  Al, Fe, Mg, Si, Ti, dan Zr  adalah pengotor-pengotor yang sering terikat dalam pasir senotim. Akibatnya, usaha untuk memperoleh logam-logam tersebut dari pasir senotim sangat diperlukan. Namun, untuk mengolah pasir senotim yang awalnya kurang berharga menjadi produk yang bermanfaat diperlukan kondisi proses yang tepat (Wasito dan Biyantoro, 2009).
Besi adalah salah satu unsur logam transisi golongan VIIIB yang mudah ditempa, dibentuk, berwarna putih perak, dan mudah dimagnetisasi pada suhu normal. Secara kimia besi merupakan logam yang cukup aktif, hal ini karena besi dapt bersenyawa dengan unsur-unsur lain, seperti unsur-unsur halogen, dan lain-lain (Sunardi, 2006). Besi adalah logam yang kedua melimpahnya, setelah Al dan merupakan unsur yang keempat yang paling melimpah dalam kulit bumi. Teras bumi dianggap terutama terdiri atas Fe dan Ni. Besi adalah logam yang kedua melimpahnya, setelah Al dan merupakan unsur yang keempat yang paling melimpah dalam kulit bumi (Cotton dan Wilkinson, 1989).
Zink (Zn) merupakan salah satu unsur logam transisi golongan IIB yang memiliki warna putih kebiruan. Logam ini cukup mudah ditempa dan liat pada 110 – 150 oC. Zink melebur pada suhu 410 oC dan mendidih pada suhu 906 oC. Logamnya yang murni melarut lambat sekali dalam asam dan dalam alkal. Adanya zat-zat pencemar atau kontak dengan platinum atau tembaga, yang dihasilkan oleh penambahan beberapa tetes larutan garam dari logam-logam ini mempercepat reaksi. Hal ini menjelaskan larutnya zink-zink komersial (Svehla, 1985). Zink murni berbentuk Kristal logam, dan sangat rapuh pada suhu normal. Zink tidak larut dalam air, tetapi larut dalam alkohol dan senyawa-senyawa (larutan) asam (Sunardi, 2006).
Iod merupakan unsur halogen yang reaaktif, dan berbentuk padat, berwarna biru-hitam pada suhu kamar, serta dalam bentuk murninya iodin merupakan unsur yang bersifat racun (Sunardi, 2006). Iod adalah padatan hitam dengan sedikit kilap logam. Pada tekanan atmosfir ia menyublim tanpa meleleh. Ia segera melarut dalam pelafut nonpolar seperti CS2 dan CCl4. Larutan semacam itu berwarna merah lembayung, seperti dalam uapnya (Cotton dan Wilkinson, 1989). Seperti sifat halogen lainnya, iodin mudah bereaksi dengan unsur-unsur lain, dapat larut dalam air. Selain itu iodin juga dapat larut dengan cepat dalam larutan natrium iodida (Sunardi, 2006).
















BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan percobaan
            Bahan-bahan yang digunakan didalam percobaan ini antara lain adalah serbuk logam Al, serbuk logam Fe, serbuk logam Zn, serbuk Iodin, logam Natrium, serbuk logam Ca, serbuk logam Mg, indikator Fenol Ftalein (PP), kertas saring, akuades, korek api dan tissue roll.

3.2 Alat percobaan
            Alat-alat yang digunakan didalam percobaan ini antara lain adalah cawan petri, tabung reaksi, sendok tanduk, batang pengaduk, gelas kimia, pipet tetes, pinset, gegep dan lampu spiritus.

3.3 Prosedur percobaan
3.3.1 Daya reduksi logam terhadap Iodin
            Disiapkan 3 cawan petri yang bersih dan kering. Dimasukkan serbuk logam Fe, Zn dan Al  masing-masing 0,1 g ke dalam cawan petri. Ditambahkan serbuk Iodin 1,2 g  kedalam masing-masing cawan petri kemudian diaduk dengan batang pengaduk dalam  hingga campuran  merata. Selanjutnya diteteskan air pada campuran dan diamati perubahan yang terjadi.

3.3.2 Kereaktifan logam Alkali – Alkali tanah
            Disiapkan 2 buah tabung reaksi yang bersih dan kering. Ditambahkan masing-masing  5 mL air kedalam tabung. Dimasukkan logam Ca dan Mg ke dalam masing-masing tabung. Diamati perubahan yang terjadi. Setelah itu, tabung reaksi dipanaskan diatas lampu spiritus sambil digoyangkan agar panas merata
            Disiapkan cawan petri yang bersih dan kering. Diisi air kedalam cawan petri secukupnya. Diapungkan kertas saring diatas permukaan air didalam cawan petri. Diambil potongan kecil logam Natrium yang disimpan dalam minyak tanah lalu dikeringkan dengan tissue kemudian diletakkan diatas kertas saring dengan  menggunakan  pinset. Diamati perubahan yang terjadi. Ditambahkan indikator PP dan diamati perubahan warna yang terjadi.















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan
Tabel 1. Hasil pengamatan daya reduksi logam terhadap Iodin
No
Logam
Setelah dicampurkan Iodin
Setelah ditambahkan air
Reaksi hebat (H), sedang (S), lemah (L)
Warna uap
1.
Aluminium
-
Bereaksi
S
-
2.
Besi
-
Bereaksi
S
-
3.
Seng
-
Bereaksi
S
-

Tabel 2. Hasil pengamatan kereaktifan logam alkali tanah
No
Logam
Timbul gelembung gas
Setelah dipanaskan timbul gelembung gas
Reaksi hebat (H), sedang (S), lemah (L)
Warna larutan setelah penambahan PP
1
Kalsium
-
Ada
H
Ungu
2
Magnesium
-
Ada
S
Ungu

Tabel 3. Hasil pengamatan kereaktifan logam alkali
Logam
Setelah perlakuan
Reaksi hebat (H), sedang (S), lemah (L)
Warna larutan setelah penambahan PP

Natrium
Timbul nyala api, berasap, meletup

H

ungu
4.2 Reaksi
a.       Kereaktifan logam alkali-alkali tanah
Mg(s)    +   2H2O(l)                           Mg2+(aq) + 2OH-(aq)­ + H2(g) ­
Ca(s)     +   2H2O(l)                          Ca2+(aq)  + 2OH-(aq)­ + H2(g) ­
2Na(s)   +   2H2O(l)                            2Na+(aq)  + 2OH-(aq)­ + H2(g) ­
b.      Daya reduksi logam terhadap Iodin
Al(s)    +   2I2(S)                             AlI3(aq)   +   H2O(l)   +       I-(g) ­
Fe(s)    +  2I2(s)                              FeI2(aq)   +    H2O(l)   +   2 I-(g) ­
Zn(s)   +  2I2(s)                               ZnI2(aq)   +    H2O(l)   +   2 I-(g) ­

4.3 Pembahasan
Reaksi-reaksi logam merupakan kebanyakan reaksi yang melibatkan penurunan dan kenaikan  bilangan oksidasi. Logam yang mengalami oksidasi akan mengalami peningkatan biloks dan yang mengalami reduksi akan mengalami penurunan biloks. Kereaktifan ion logam ditentukan dengan cepat atau lambatnya bereaksi dengan pereaksinya.
            Percobaan ini akan dilakukan pengujian daya reduksi beberapa logam seperti logam Fe, Zn, dan Al terhadap Iodin. Kemudian akan dilakukan pula pengujian kereaktifan logam alkali (Na) dan alkali tanah (Mg dan Ca) dengan air.
            Percobaan mengenai daya reduksi logam Fe, Zn, dan Al terhadap Iodin dimulai dengan membersihkan dan mengelap cawan petri yang akan digunakan hingga benar-benar kering agar reaksi yang akan terjadi berjalan dengan baik. Selanjutnya dimasukkan serbuk logam (Fe, Zn dan Al) kedalam masing-masing cawan petri. Selanjutnya ditambahkan serbuk Iodin padat kedalam  masing-masing cawan petri, pengambilan serbuk logam dan serbuk Iodin sebaiknya menggunakan sendok tanduk yang terbuat dari plastik agar tidak mempengaruhi logamnya, terutama untuk pengambilan serbuk padat iodin, kerena iodin merupakan oksidator kuat sehingga tidak boleh menggunakan sendomk tanduk yang terbuat dari besi karena akan teroksidasi. Kedua campuran dalam cawan petri diaduk hingga tercampur merata. Dalam keadaan kering logam-logam di atas tidak bereaksi dengan serbuk logam iodin. Hal ini disebabkan karena pada saat direaksikan masing-masing logam memiliki bilangan oksidasi nol. Sehingga tidak memungkinkan terjadinya pertukaran ion untuk saling membentuk ikatan antar logam. Kemudian diteteskan air pada campuran dan diamati perubahan yang terjadi. Penetesan air dilakukan karena air disini bertindak sebagai katalis.
            Reaksi yang terjadi setelah campuran ditetesi air adalah campuran serbuk logam Al dengan Iodin mengalami reaksi yang seharusnya paling hebat, tetapi pada percobaan kali ini, tidak mengalami reaksi demikian, mungkin dikarenakan iodin yang telah diambil tidak langsung dicampurkan dengan serbuk logam aluminium.  Kemudian campuran serbuk logam Zn dengan Iodin dan campuran serbuk logam Fe dan Iodin yang hanya berlangsung sebentar. Ketiga reaksi tersebut sehurusnya menghasilkan uap yang berwarna ungu, tetapi dengan alasan yang sama (iodin yang telah diambil tidak langsung dicampurkan dengan serbuk logam) sehingga tidak ada yang menghasilkan uap. Hasil percobaan diatas sesuai dengan teori deret volta yang menyatakan bahwa semakin ke kiri logam dalam deret volta maka semakin bersifat oksidator (semakin kuat mengalami reduksi). Hal ini berkaitan dengan energi potensialnya. Iodin disini digunakan untuk mengoksidasi logam-logam tersebut karena Iodin sendiri bersifat oksidator. Dari percobaan pengujian daya reduksi beberapa logam seperti logam Fe, Zn, dan Al terhadap Iodin reaksi yang terjadi adalah semuanya reaksi sedang karena iodine yang telah diambil tidak langsung digunakan untuk dicampurkan dengan serbuk logam-logam alkali.
            Selanjutnya dilakukan percobaan terhadap kereaktifan logam alkali dan alkali tanah. Percobaan kereaktifan logam alkali tanah akan menggunakan logam Magnesium dan Kalsium. Percobaan dimulai dengan memasukkan serbuk logam Mg dan Ca ke masing-masing tabung reaksi yang kering dan bersih. Kemudian kedalam tabung ditambahkan 5 mL air lalu dipanaskan. Pada saat dipanaskan terjadi gelembung-gelembung gas yang menandakan bahwa terjadi reaksi pada larutan. Gelembung gas pada Ca lebih banyak daripada Mg yang menunjukkan bahwa logam Ca lebih reaktif daripada Mg. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan tersebut dapat dilihat bahwa logam Ca lebih reaktif daripada logam Mg.
                        Pada percobaan kereaktifan alkali akan digunakan logam Natrium. Percobaan dimulai dengan  mengisi cawan petri yang bersih dengan air secukupnya kemudian diapungkan potongan kertas saring diatas permukaan air pada cawan petri, penggunaan kertas saring bertujuan agar setelah penambahan indikator warna larutan dapat dilihat dengan jelas. Selanjutnya diambil potongan kecil Natrium yang disimpan didalam minyak tanah kemudian diletakkan diatas permukaan kertas saring dalam cawan petri. Dari percobaan yang dilakukan dapat dilihat bahwa logam Natrium yang bereaksi dengan air akan menimbulkan nyala api yang kemudian akan meletup. Karena sifat logam Natrium yang sangat reaktif terhadap air inilah maka logam Natrium harus disimpan didalam minyak tanah dan dalam percobaan ini hanya menggunakan potongan kecil Natrium karena semakin besar potongannya maka semakin besar pula nyala api dan letupan yang terjadi. Setelah Natrium meletup, ditambahkan indikator PP untuk mengetahui apakah reaksi Natrium dengan air akan menghasilkan basa atau tidak. Dari perubahan warna larutan yang berubah menjadi ungu dapat diketahui bahwa reaksi kedua campuran tersebut menghasilkan basa.
            Hasil percobaan ini sesuai dengan teori konfigurasi elektron yang menyatakan bahwa logam alkali lebih reaktif daripada logam alkali tanah karena logam alkali hanya melepas 1 elektron terluarnya dibandingkan logam alkali tanah yang melepas 2 elektron terluar. Hasil percobaan juga sesuai dengan teori jari-jari atom yang menyatakan bahwa semakin kebawah unsur dalam suatu golongan maka akan semakin reaktif karena semakin besar jari-jari atomnya sehingga semakin mudah melepas elektron terluarnya.
           
             











BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
            Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa urutan daya reduksi logam Fe, Zn, dan Al terhadap Iodin adalah Al > Zn > Fe. Sedangkan urutan kereaktifan logam alkali (Na) dan alkali tanah (Ca dan Mg) dengan air berdasarkan percobaan adalah Na > Ca > Mg.
5.2 Saran
5.2.1 Laboratorium
            Sebaiknya lebih memperhatikan alat-alat yang akan digunakan untuk praktikum.
5.2.2 Percobaan
            Sebaiknya bahan yang digunakan untuk praktikum lebih bervariasi, misalnya logam yang diuji lebih diperbanyak agar lebih banyak hasil yang dapat dibandingkan.








DAFTAR PUSTAKA

Bird, Tony, 1993, Kimia Fisik Untuk Universitas, PT. Gramedia Pusaka Utama, Jakarta.
Cotton, F.A., dan Wilkinson, G., 1989, Kimia Anorganik Dasar, UI-Press, Jakarta.
Sugiyarto, K. H., dan Suyanti, R. D., 2010, Kimia Anorganik Dasar, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Sunardi, 2006, 116 Unsur Kimia, Yrama Widya, Bandung.
Svehla, G., 1979, Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, diterjemahkan oleh Setiono, L. dan Pudjaatmaka, H.A., 1985, PT Kalman Media Pustaka, Jakarta.
Wasito, B., dan Biyantoro, D., 2009, Optimasi Proses Pembuatan Oksida Logam Tanah Jarang Dari Pasir Senotim Dan Analisis Produk Dengan Spektrometer Pendar sinar-X, Jurnal STTN Batan (Online), (http://www.docstoc.com, diakses pada tanggal 16 Maret 2011 pukul 14.37 WITA).














LEMBAR PENGESAHAN


















Makassar, 18 Maret 2011
Asisten                                                                                    Praktikan



          Adiman                                                                                     Sherly
Lampiran
Bagan prosedur
a.      
Logam Natrium
Kereaktifan logam alkali
-          Diambil menggunakan pinset dan dikeringkan dengan tissue.
-          Diletakkan diatas kertas saring didalam cawan petri yang berisi air.
-          Diamati perubahan yang terjadi.
-          Ditambahkan indikator PP.
-          Diamati perubahan warnanya.




Data
                   
                   

b.     
Serbuk logam Ca dan Mg
Kereaktifan logam alkali tanah
Data
-          Dimasukkan masing-masing ke dalam tabung reaksi.
-          Ditambahkan air 5 mL.
-          Diamati perubahan yang terjadi.
-          Dipanaskan diatas lampu spiritus sambil digoyangkan.
-          Diamati lagi perubahan yang terjadi.
-          Ditambahkan indikator PP.
-          Diamati perubahan warnanya.










c.       Daya reduksi logam terhadap Iodin
Serbuk logam Fe
Serbuk logam Zn

Serbuk logam Al

Data
-          Dimasukkan masing-masing ke dalam cawan petri.
-          Dicampur dengan serbuk Iodin
-          Diaduk menggunakan batang pengaduk.
-          Ditetesi dengan air.
-          Diamati perubahan yang terjadi.







Tidak ada komentar:

Search box

RSS feed

About Author

GOD BLESS YOU

Footer